Sabtu, 04 Juni 2016

Ramadhan Telah Tiba, Kamipun sangat Bahagia

Marhaban ya Ramadhan.

            Sebentar lagi kita akan memasuki bulan suci ramadhan dimana semua amal-amal kebaikan yang kita lakukan akan dilipat gandakan oleh Allah SWT, seakan-akan pada bulan ini Allah menurunkan semua kasih sayangnya kepada hamba-hamba yang ingin kembali kepada_Nya, lebih-lebih lagi pada saat berbuka puasa maka pada saat itu dijelaskan dalam hadist lebih dekat daripada nabi Musa as, berbicara dengan Allah SWT. Juga dijelaskan Rasulullah SAW berdoa ketika akhir daripada bulan ramadhan agar dipertemukan lagi dengan bulan mulia ini.
            Coretan singkat ini adalah artikel membahas sedikit tentang seputar permasalahan puasa :
1.      Pengertian Puasa
Secara bahasa, puasa berasal dari bahasa Arab, Shaum (jamaknya Shiyam) yang bermakna al-Imsak (menahan), sedangkan menurut istilah, puasa itu menahan makan dan minum serta semua yang membatalkannya dari terbit fajar hingga terbenam matahari[1]. Untuk lebih lanjut mengenal pengertian puasa, syarat syah puasa dan jenis-jenis puasa serta hal-hal lain yang berkaitan dengan puasa .
Adapun menurut Ulama terkemuka Syekh Wahbah az-Zuhaili mendefinisikan puasa adalah menahan diri dari segala keinginan syahwat, perut serta faraj (kemaluan), dan dari segala sesuatu yang masuk ke kerongkongan, baik berupa makanan, minuman, obat, dan semacamnya pada waktu tertentu-mulai terbit fajar hingga terbenam matahari.
Menurut Syekh az-Zuhaili, puasa dilakukan oleh Muslim yang berakal, tidak haid, dan juga tidak nifas dengan melakukannya secara yakin. Setiap Muslim yang beriman diwajibkan berpuasa selama satu bulan penuh pada bulan Ramadhan.[2]
Syarat wajib puasa dalam mazhab Imam Syafi’I ada empat yaitu : Islam, baligh, berakal sehat, mampu berpuasa. Adapun fardhu/rukun atau tatacara puasa juga ada  empat yaitu : niat, menahan diri dari makan dan minum, jimak (hubungan intim), sengaja muntah. Adapun Yang membatalkan puasa ada sepuluh yaitu suatu benda yang sampai dengan sengaja ke dalam perut dan kepala dan suntik ke salah satu dua jalan (kemaluan depan belakang), muntah dengan sengaja, hubungan intim (jimak/watik) secara sengaja di kemaluan wanita, keluar mani (sperma) sebab persentuhan, haid, nifas, gila, murtad.[3]

2.      Kefardhuan Puasa
         Perintah-perintah mengerjakan puasa di fadhukan pada bulan Sya’ban tahun ke 2 Hijriah. Puasa itu sendiri merupakan kekhususan bagi umat Islam, karena telah mendapat khabar dalil yang “Qad’iyah”. Sehingga orang yang menentang kewajiban puasa hukumnya kafir[4].
          Lebih jelas Ensiklopedi Islam juga menyebutkan bahwa perintah berpuasa Ramadhan bagi umat Nabi Muhammad SAW mulai turun pada 10 Sya’ban, satu setengah tahun setelah umat Islam hijrah ke Madinah. “Ketika itu,Nabi Muhammad baru saja diperintahkan untuk mengalihkan arah kiblat dari Baitulmakdis (Yerusalem) ke Ka’bah di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi,” .
           Adapun ayat ataupun hadist yang menjelaskan  tentang kefadhuan puasa diantaranya :

a.       Surat Al  Baqarah ayat 183


$ygƒr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä |=ÏGä. ãNà6øn=tæ ãP$uÅ_Á9$# $yJx. |=ÏGä. n?tã šúïÏ%©!$# `ÏB öNà6Î=ö7s% öNä3ª=yès9 tbqà)­Gs? ÇÊÑÌÈ            
             Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
                             sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
                             bertakwa”  (QS: AlBaqoroh: 183).
b.      Hadist riwayat Imam Bukhari, no. 8 dan Imam Muslim, no. 16 yaitu :
“Dari Abu Abdirrahman, Abdullah bin Umar bin Al-Khathab radhiallahu 'anhuma berkata : saya mendengar Rasulullah bersabda: "Islam didirikan diatas lima perkara yaitu bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah secara benar kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, mengerjakan haji ke baitullah dan berpuasa pada bulan ramadhan". (Muttafaq Alaihi)
Abul ‘Abbas Al-Qurtubi berkata : “Lima hal tersebut menjadi asas agama Islam dan landasan tegaknya Islam. Lima hal tersebut diatas disebut secara khusus tanpa menyebutkan Jihad (Padahal Jihad adalah membela agama dan mengalahkan penentang-penentang yang kafir) Karena kelima hal tersebut merupakan kewajiban yang abadi, sedangkan jihad merupakan salah satu fardhu kifayah, sehingga pada saat tertentu bisa menjadi tidak wajib.
Pada beberapa riwayat disebutkan, Haji lebih dahulu dari Puasa Ramadhan. Hal ini adalah keraguan perawi. Wallahu A’lam (Imam Muhyidin An Nawawi dalam mensyarah hadits ini berkata, “Demikian dalam riwayat ini, Haji disebutkan lebih dahulu dari puasa. Hal ini sekedar tertib dalam menyebutkan, bukan dalam hal hukumnya, karena puasa ramadhon diwajibkan sebelum kewajiban haji.
Dalam riwayat lain disebutkan puasa disebutkan lebih dahulu daripada haji”) Oleh karena itu, Ibnu Umar ketika mendengar seseorang mendahulukan menyebut haji daripada puasa, ia melarangnya lalu ia mendahulukan menyebut puasa daripada haji. Ia berkata : “Begitulah yang aku dengar dari Rasulullah ”.[5]

3.      Fadhilah Bulan Puasa
Sebuah ucapan yang Indah dari Al-Hafidh Ibnu Hajar al-Asqolani rahimahullahu yang berkata di dalam Fathul Bari (I/31) : “Bulan ramadhan adalah musim kebajikan, dikarenakan nikmat Alloh atas hamba-hambanya di bulan ini berlipat ganda dibanding bulan-bulan lainnya.”. Adapun fadhilah puasa itu sangan banyak sekali diantaranya :
a.       Diampuni dosanya yang telah lalu
b.      Puasa itu adalah perisai
c.       Puasa dapat memasukkan seorang hamba ke dalam surga
d.      Orang yang berpuasa akan diberi pahala yang tak terhitung
e.       Orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kegembiraan yaitu gembira ketika berbuka dan gembira ketika bertemu Alloh
f.       Bau mulut orang yang berpuasa itu lebih wangi dari kesturi
g.      Puasa akan memberikan syafa’at bagi pelakunya
h.      Puasa dapat menjadi penebus segala dosa-dosanya[6]

4.      Amalan dan Wirid Bulan Ramadhan
Adapun amalan-amalan yang di anjurkan pada bulan Ramadhan secara ringkas yaitu : berpuasa dengan penuh keimanan, Shalat Tarawih berjamaah, memperbanyak sedekah, memberi makan untuk berbuka bagi orang yang berpuasa, membaca Al-Qur’an, umrah, mencari malam Lailatul Qodar, I’tikaf.[7]
a.       Wirid pagi
Waktunya: Waktu Utama seusai shalat subuh sampai masuk waktu dzuhur. Bagi orang yang memiliki halangan dari dzuhur hingga masuk waktu maghrib.
Bacaannya:
-          Membaca Istighfar sebanyak 100 kali
-          Membaca shalawat Nabi 100 kali dengan lafadz apa saja, khususnya Shalawat Fatih.
-          Juga boleh di tambah wirid yang lainnya.

b.      Wirid Sore
Waktu Utama atau Pilihan: Seusai shalat ashar hingga masuk waktu maghrib. Waktu darurat mulai setelah shalat isya’ hingga terbit fajar, selepas itu ia menjadi hukum qadla’.
Diperbolehkan membaca wirid pagi di malam hari tanpa udzur atau halangan. Kira-kira disaat seseorang dapat membaca al-Qur’an sebanyak dua juz setengah dan manusia pada tidur, hal ini harus didahului dengan shalat isya’ terlebih dahulu. Apabila telah masuk waktu shalat subuh, dan tersisa satu bacaan hailalah sekalipun, selesaikanlah bacaan tersebut dan ulangi bacaan wirid tersebut pada waktunya. Bacaan yang pertama tadi hukumnya menjadi sebuah nafilah atau sunnah.
Bacaannya :
-          Membaca istighfar sebanyak 30 kali
-          Membaca shalawat fatih sebanyak 50 kal
-          ditambah dengan wirid yang lain.[8]

5.      Tingkatan Puasa dan Puasanya Orang Shalih
Puasa di bulan Ramadan hukumnya wajib bagi umat Islam. Namun, seperti yang sering dikutip para ustadz dan ulama, puasa secara garis besar ternyata dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu puasa orang-orang awam, puasa orang-orang khusus, dan puasa yang paling khusus dari yang khusus.
1.      Puasa orang-orang awam adalah meninggalkan makan, minum dan bercampur dengan istri, serta segala yang membatalkan puasa secara lahiriah. Puasa seperti ini belum dapat meningkatkan kemampuan batin dan mentalnya ke tingkat yang lebih tinggi, seperti menahan hawa nafsu, menjaga lisan, tangan, dan anggota-anggota badannya dari hal-hal yang tercela.
2.      Puasa orang-orang khusus adalah puasa orang awam dengan beberapa peningkatan di antaranya mampu menahan hawa nafsu, pendengaran, penglihatan, lisan, dan seluruh anggota badannya dari perbuatan yang tidak terpuji.
3.      Sedangkan puasa kelompok paling khusus misalnya hatinya ikut berpuasa dari niat dan kecenderungan yang rendah, melepaskan diri dari memikirkan kemewahan dunawi serta memalingkan diri secara total dari segala sesuatu yang selain Allah S.W.T. Puasa dalam tingkatan seperti ini, telah dianggap rusak apabila sudah dinodai oleh angan-angan atau berfikir pada sesuatu selain dari Allah S.W.T. dan hari akhir. Atau dengan memikirkan dunia, kecuali yang dimaksudkan untuk kepentingan agama yang mengaitkan dengan bekal akhirat serta menafikan kehidupan duniawi[9].
Puasa orang shaleh memiliki 6 kriteria:
1.      Menundukkan pandangan mata hingga tidak tertuju pada pandangan yang tercela.
2.      Menjaga lidah dari ucapan yg sia-sia.
3.      Menahan pendengaran dari sesuatu yang dilarang agama.
4.      Menjaga anggota tubuh dari perbuatan haram.
5.      Tidak berlebihan makan dan minum ketika berbuka puasa.
6.      Harap-harap cemas tentang diterima atau ditolak ibadah puasanya[10].
(Imam Al-Ghazali)

 Demikian yang dapat saya bagikan pada hari ini mudah-mudahan ada manfaatnya untuk kita semua, dan semoga puasa kita dan ibadah kita bisa kita jalani dengan sebaik-baiknya dan besok bisa kita ambil ganjarannya disisi Rabbul A’lamin. . .Amin-amin ya Rabbal A’lamin.
Wallahu A’lam. . . !!!



          [1] Fathul Mu’in. ,Bab Shaum. .

          [2] http://islamumin.blogspot.co.id/p/blog-page_5448.html

          [3] Fathul Qarib. . .Bab Shaum…

          [4] Fathul Mu’in. . .Bab Shaum. . .

          [5] Syarah Hadist arba’in, Lil Imam Nawawi pada hadist yang ke- 3. . .

          [6] http://fadilahamal.blogspot.co.id/2007/09/beginilah-seharusnya-seorang-muslim-di.html

          [7] Ibid,…

          [8] https://wongalus.wordpress.com/category/wirid-ramadhan-bagi-pengamal-ilmu-hikmah/

          [9] http://nasional.news.viva.co.id/news/read/170385-puasa-dibagi-menjadi-tiga-bagian

         [10] https://www.facebook.com/permalink.php?id=397999710317845&storyfbid= 
               406176342833515

0 komentar:

Posting Komentar